Jumat, 20 Februari 2009

DETIK BANDUNG NEWS

Rabu, 11/02/2009 08:37 WIB
Deden Sambas: Bersurat di Tengah Gempuran Teknologi Komunikasi
Rivki - detikBandung



Bandung - Di tengah gempuran teknologi komunikasi yang kian deras dan perkembangan surat elektronik seperti e-mail, SMS, dan sebagainya membuat sejumlah bis surat atau yang biasa kita sebut dengan kotak surat harus dicabut. Namun, di tengah itu semua masih ada yang peduli dengan teknologi konvensional komunikasi dengan misi untuk menyelamatkan budaya berkirim surat.

Dia adalah adalah Deden Sambas, seorang seniman mail art yang memulai debutnya pada tahun 2008. "Seni mail art mempunyai keunikan tersendiri, karena setiap media mempunyai perjalanan panjang seperti sebuah kehidupan," ujar Deden.

Mail Art adalah sebuah kesenian dimana setiap benda harus mempunyai perjalanan yang panjang, "Mail art itu sebuah seni yang orisinil. Karena tidak semua mail art dapat dikirim dengan bentuk sempurna," jelas Sambas saat ditemui di pameran International Mail Art & art Exhibition of Indonesia di Sanggar Olah Seni, kawasan Babakan Siliwangi, belum lama ini.

"Contohnya bila dalam suatu perjalanan mail art mengalami kehujanan, maka kemungkinan besar mail art tersebut bisa robek, luntur, dan lain-lain," sambungnya lagi.

Pria yang lahir pada 15 Juni 1963 ini pernah beberapa kali mengikuti pameran mail art di berbagai negara seperti pameran di Amerika (2008), dan Italia (2008). Menurut Deden seni mail art di Indonesia merupakan wujud prihatin terhadap masalah sosial seperti lingkungan, politik, kebudayaan dan lain-lain.

"Mail Art selalu mendukung semua kegiatan sosial. Mail art tidak pernah merespon kegiatan-kegiatan komersil," ungkap Deden.� Lanjut lagi Deden menjelaskan, esensi mail art adalah setiap seniman mempunyai keintiman. Karena mail tersebut bersifat pribadi.

Walaupun mail art belum terkenal di masyarakat luas, Deden berharap agar suatu saat kegiatannya bisa didukung oleh pemerintah. "Mail art juga mempunyai tujuan untuk mempromosikan kota Bandung, kalau kita berbicara tentang bandung marilah kita bicarakan bersama-sama," kata Sambas yang mengaku pernah mengirim surat tiga kali ke Pemerintah Bandung terkait permasalahan kota namun tidak mendapat respon satu pun dari pemerintah.

(ahy/ahy)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

PARA AVATAR TURUN GUNUNG MEMBELA BABAKAN SILIWANGI

Sangat menggetarkan dan membuat sekujur tubuh siapapun yang hadir saat itu, merinding kaku tak mampu bergerak mendengar kata-kata sakral yang di “Fatwakan” oleh Zaro Bandung sebagai Pupuhu Para Avatar atau Zaro Agung Parahyangan Anyar; Mandalajati Niskala, yang memiliki nama asli Cakra Waluya Wirapati Suramanggala, mengenai pembelaannya terhadap Babakan Siliwangi.

Kata bertuah “Sang Avatar Cakra” sudah 3 kali diucapkan; tanggal 20/5/2013 di Babakan Siliwangi & di Balai Kota Bandung, tanggal 25/5/2013 di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK), Jl. Naripan 7, Bandung pada Pembukaan Pameran Seng.
Menyimak untaian kata sakral yang dikeluarkan “WALLOHI” saya yakin akan berdampak bagi pera pelaku sindikan kejahatan yang merencanakan akan menguasai Kota Bandung sebagai Titik Pusat Bumi atau dikenal dengan nama PUSAT PARAHYANGAN, terkhusus Babakan Siliwangi.

Kata sakral lainnya dilontarkan oleh “Sang Avatar Ki Murtala”, dengan ketegasannya akan menghadirkan “KUASA TUHAN” untuk menghukumi Para Sindikat kejahatan kapitalis yang merusak kota Bandung.

Ki Murtala adalah Sang Avatar, “Manusia Sakti” dari Bandung yang akan membuat Dunia terkejut karena akan memecahkan Rekord Dunia; Hidup dalam ruangan kaca bersama 2013 ular berbisa mancanegara selama 4 bulan dan akan mendapat 24 ribu kali patukan ular berbahaya yang sangat mematikan.

PARA AVATAR TURUN GUNUNG MEMBELA BABAKAN SILIWANGI,
PERTANDA SINDIKAN KEJAHATAN PENGUASA & PENGUSAHA AKAN SEGERA BERAKHIR. SEMOGA. AMIN.